Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kita dapat menyaksikan wacana ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh umat.
Kemudian dari antara tanggung jawab suami terdapat juga hak-hak anak. Ibnu Umar meriwayatkan bahwa: Allah menyatakan orang-orang saleh sebagai orang-orang saleh karena mereka berlaku baik terhadap anak-anak dan kedua orang tua mereka. Sebagaimana hak bapakmu ada padamu demikian pula hak anak-anakmu ada padamu".(Al-Adaabul mufrad lil-Bukhari birrul abbi liwaladihi.)
Bersumber dari Abu Hurairah r.a. bahwa: Seorang hadir di hadapan Rasulullah saw. bersama seorang anaknya yang masih kecil, dia mendekap anak itu bersamanya. Melihat itu Nabi saw. bersabda, "Apakah engkau mengasihinya?" Maka dia menjawab, "Ya". Rasulullah saw. bersabda,, "Semoga Allah lebih mengasihi engkau lebih dari seberapa engkau mengasihinya, dan Tuhan adalah Yang Maha Pengasih dari yang pengasih". (Al-adabul mufrad lil-Bukhari baab rahmatul ‘iyal.)
Kemudian Ayyub lewat rujukan bapak dan kakeknya meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda: "Tidak ada hadiah terbaik melebihi tarbiyat yang baik, yang seorang bapak dapat berikan kepada anak-anaknya".(Tirmidzi Abwaabulbirri wasshilah fi adaabilwalad.)
Jadi, pada zaman ini, khususnya pada lingkungan ini para orang tua mempunyai tanggung jawab yang sangat besar. Jangan hanya memenuhi tanggung jawab di luar semata, tanggung jawab rumahtangga juga ada. Dan fahamilah itu, sebab dari segenap penjuru, masyarakat dan lingkungan yang menghancurkan berdiri (siap menerkam) dengan mulut ternganga.
Mirza Ghulam Ahmad menulis: "Menurut saya memukul anak seperti itu adalah termasuk dalam katagori syirik. Terkadang sejumlah orang tua sangat gemar memberikan hukuman.
Seolah-olah orang yang bertabiat kasar dan suka memukul ingin menjadikan dirinya mempunyai andil dalam petunjuk dan Rabbubiyat (pemeliharaan atau penciptaan) Tuhan" – yakni ingin menjadikan dirinya memiliki andil dari hak Rabbubiyat Tuhan.
Kemudian dari antara tanggung jawab suami terdapat juga hak-hak anak. Ibnu Umar meriwayatkan bahwa: Allah menyatakan orang-orang saleh sebagai orang-orang saleh karena mereka berlaku baik terhadap anak-anak dan kedua orang tua mereka. Sebagaimana hak bapakmu ada padamu demikian pula hak anak-anakmu ada padamu".(Al-Adaabul mufrad lil-Bukhari birrul abbi liwaladihi.)
Bersumber dari Abu Hurairah r.a. bahwa: Seorang hadir di hadapan Rasulullah saw. bersama seorang anaknya yang masih kecil, dia mendekap anak itu bersamanya. Melihat itu Nabi saw. bersabda, "Apakah engkau mengasihinya?" Maka dia menjawab, "Ya". Rasulullah saw. bersabda,, "Semoga Allah lebih mengasihi engkau lebih dari seberapa engkau mengasihinya, dan Tuhan adalah Yang Maha Pengasih dari yang pengasih". (Al-adabul mufrad lil-Bukhari baab rahmatul ‘iyal.)
Kemudian Ayyub lewat rujukan bapak dan kakeknya meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda: "Tidak ada hadiah terbaik melebihi tarbiyat yang baik, yang seorang bapak dapat berikan kepada anak-anaknya".(Tirmidzi Abwaabulbirri wasshilah fi adaabilwalad.)
Jadi, pada zaman ini, khususnya pada lingkungan ini para orang tua mempunyai tanggung jawab yang sangat besar. Jangan hanya memenuhi tanggung jawab di luar semata, tanggung jawab rumahtangga juga ada. Dan fahamilah itu, sebab dari segenap penjuru, masyarakat dan lingkungan yang menghancurkan berdiri (siap menerkam) dengan mulut ternganga.
Mirza Ghulam Ahmad menulis: "Menurut saya memukul anak seperti itu adalah termasuk dalam katagori syirik. Terkadang sejumlah orang tua sangat gemar memberikan hukuman.
Seolah-olah orang yang bertabiat kasar dan suka memukul ingin menjadikan dirinya mempunyai andil dalam petunjuk dan Rabbubiyat (pemeliharaan atau penciptaan) Tuhan" – yakni ingin menjadikan dirinya memiliki andil dari hak Rabbubiyat Tuhan.
"Seorang yang bertemperamen cepat emosi apabila memberikan hukuman karena suatu hal, maka dengan tambah lebih memucak dalam amarahnya itu akan berubah mengambil bentuk permusuhan dan dalam batas dosa menjadi melampaui bermil-mil dari hukuman yang seharusnya Jika seorang itu penyabar dan merupakan sosok yang dapat mengendalikan emosinya dan dapat bersabar sepenuhnya dan penuh santun dan penyabar serta tegar berwibawa maka hanya dia yang berhak bahwa pada saat waktu yang tepat dapat memberikan hukuman kepada anak sampai suatu batas tertentu, atau dia memaafkannya. Tetapi seorang yang dikuasai emosi, kasar, tidak ada gairat lagi dungu, tidak bijak maka sama sekali ia tidak layak menjadi orang yang dapat memberi hukuman dan menjadi penanggung jawab tarbiyat bagi anak-anaknya."
Daripada mengambil tindakan pemberian hukuman, alangkah baiknya mereka pun sibuk dalam doa-doa dan membiasakan mendoakan anak-anak mereka dengan penuh khusyuk, karena doa kedua orang tua untuk anak-anak mendapat tingkat pengabulan yang khas di sisi-Nya". (Malfuzhat jilid I hal 218 Edisi Baru.)
Sejumlah orang tidak hanya ingin memiliki andil dalam Rabbubiyat (sifat khas pemeliharaan yang hanya boleh dimiliki Tuhan) hanya sampai sebatas terhadap anak-anak mereka semata, bahkan dia pun ingin ikut campur pada urusan orang lain, dan dalam nizam juga lalu menganggap diri mereka unggul dari nizam.
Tertera sebuah riwayat bahwa Anas bin Malik r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Hormatilah anak-anak kalian dan berilah tarbiyat yang baik pada mereka". (Ibni Majah abwabul adab bab birrul waalid.)
Jadi, untuk menciptakan rasa harga diri pada anak-anak penting supaya dia dihormati, dia diajarkan sopan-santun, sedemikian rupa hendaknya diberikan tarbiyatnya sehingga dia pun menjadi orang yang menghormati orang lain. Janganlah memberikan tarbiyat kepadanya sehingga akibat kehormatan yang kalian berikan kepadanya dia sendiri menjadi sombong, mulai menjadi binasa, menganggap dirinya lebih tinggi dari orang lain dan menganggap anak yang lain lebih rendah dari mereka, dan penghormatan kepada yang besar pun tidak ada dalam hati mereka. Jadi tarbiyat seyogianya sedemikian rupa dilakukan sehingga sejalan dengan itu lahir akhlak mulia dalam diri anak-anak.
Obat Herbal Asmart menyediakan Obat pelangsing, Supeertonik Madukuat,Hajar Jahanam, Propolis
Respon cepat Hubungi:
0888 0253 6264 (smart)call/sms
7595 EE25 (pin BBM)
Daripada mengambil tindakan pemberian hukuman, alangkah baiknya mereka pun sibuk dalam doa-doa dan membiasakan mendoakan anak-anak mereka dengan penuh khusyuk, karena doa kedua orang tua untuk anak-anak mendapat tingkat pengabulan yang khas di sisi-Nya". (Malfuzhat jilid I hal 218 Edisi Baru.)
Sejumlah orang tidak hanya ingin memiliki andil dalam Rabbubiyat (sifat khas pemeliharaan yang hanya boleh dimiliki Tuhan) hanya sampai sebatas terhadap anak-anak mereka semata, bahkan dia pun ingin ikut campur pada urusan orang lain, dan dalam nizam juga lalu menganggap diri mereka unggul dari nizam.
Tertera sebuah riwayat bahwa Anas bin Malik r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Hormatilah anak-anak kalian dan berilah tarbiyat yang baik pada mereka". (Ibni Majah abwabul adab bab birrul waalid.)
Jadi, untuk menciptakan rasa harga diri pada anak-anak penting supaya dia dihormati, dia diajarkan sopan-santun, sedemikian rupa hendaknya diberikan tarbiyatnya sehingga dia pun menjadi orang yang menghormati orang lain. Janganlah memberikan tarbiyat kepadanya sehingga akibat kehormatan yang kalian berikan kepadanya dia sendiri menjadi sombong, mulai menjadi binasa, menganggap dirinya lebih tinggi dari orang lain dan menganggap anak yang lain lebih rendah dari mereka, dan penghormatan kepada yang besar pun tidak ada dalam hati mereka. Jadi tarbiyat seyogianya sedemikian rupa dilakukan sehingga sejalan dengan itu lahir akhlak mulia dalam diri anak-anak.
Obat Herbal Asmart menyediakan Obat pelangsing, Supeertonik Madukuat,Hajar Jahanam, Propolis
Respon cepat Hubungi:
0888 0253 6264 (smart)call/sms
7595 EE25 (pin BBM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar