Entri yang Diunggulkan

Cara Alami Agar Pria Kuat Tahan Lama Dengan Madu Kuat 6x Tahan Lama

 Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kita dapat menyaksikan wacana ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa te...

Kamis, 12 Januari 2017

Istri Mengalah lah Terhadap Suami

 Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kita dapat menyaksikan wacana ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh umat.

Bagi suami mengalah kepada istri bukan berarti meruntuhkan kewibawaan. Bagi istri mengalah kepada suami berarti menjalani fitrah sebagai perempuan.

Menjadi pasangan suami istri yang harmonis dan saling mencinta, bukan berarti terbebas dari pertengkaran. Bukankah perbedaan pendapat bisa saja terjadi dalam berbagai hal? Pertengkaran pun menjadi mungkin terjadi, apalagi pasangan suami istri sama-sama memiliki karakter keras. Bagaimana seharusnya sikap pasangan Muslim saat terjadi pertengkaran? Bagaimana pula sikap Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) saat berselisih paham dengan istrinya?

Jalan keluar satu masalah tak akan pernah ditemui jika pasangan menyelesaikannya dengan luapan emosi. Jika suami memaksa menghentikan pertengkaran dengan cara keras, bahkan sampai dengan tindakan fisik, sehingga istri akhirnya dipaksa mengalah, maka yang terjadi sebenarnya adalah dendam dan sakit hati dalam dada istri.

Alangkah baiknya bila kita menyimak kisah Rasulullah SAW ketika menghadapi pertengkaran. Rasulullah SAW tak pernah bertengkar secara emosional dengan istri-istrinya. Saat Rasulullah SAW marah kepada ‘Aisyah, beliau mengatakan, “Tutuplah matamu!” Kemudian Aisyah menutup matanya dengan perasaan cemas karena dimarahi oleh Rasulullah SAW.

Kemudian Nabi berkata, “Mendekatlah!” Tatkala Aisyah mendekat, Rasulullah memeluk Aisyah sambil berkata, “Khumairahku (panggilan Aisyah karena merah pipinya), telah pergi marahku setelah memelukmu.”
Menjadi pihak yang mengalah saat pertengkaran memuncak, memang tidak mudah. Diperlukan tingkat kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosi yang tinggi untuk bisa melakukannya. Pribadi yang bisa melakukannya berarti menunjukkan bahwa dirinya lebih matang secara mental, lebih dewasa, dan lebih cerdas.

 Istri Mengalah

Secara psikologis, laki-laki diciptakan lebih egois daripada perempuan. Hal ini wajar, karena berkaitan dengan tugas mereka sebagai pemimpin. Kenyataan ini tak bisa ditentang dan disalahkan, tetapi lebih baik dipahami dan dicarikan cara terbaik menghadapinya.

Salah satu cara yang bagus adalah dengan menumbuhkan kesadaran istri bahwa dalam pertengkaran yang terjadi sesungguhnya istri-lah yang lebih banyak mengalah. Hal ini pun sesuai dengan kondisi psikis perempuan, yang diciptakan Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih kental jiwa kasih sayang, kelemahlembutan, pengabdian, dan pengorbanannya.

Dalam al-Qur`an Allah telah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian meninggikan suara-suara kalian melebihi suara Nabi dan janganlah kalian berbicara kepadanya dengan suara yang keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, sehingga amalan-amalan kalian akan terhapus sedangkan kalian tidak menyadari.” (Al-Hujurat [49]: 1-2)

Larangan meninggikan suara melebihi suara Nabi, bisa diartikan larangan bagi istri untuk meninggikan suara melebihi suami. Sebab, suami merupakan imam baginya, sebagaimana Nabi menjadi imam bagi seluruh umat Islam.

Jika dikaitkan secara psikologis, karena laki-laki lebih egois, maka akan fatal akibatnya jika ia didikte oleh istrinya. Jika ini terjadi hingga suami merasa tersinggung, maka inilah yang kerap mengakibatkan banyak suami akhirnya menjalin hubungan dengan perempuan lain, yang notabene lebih bisa diatur dan dikuasai daripada istrinya sendiri.

Justru letak kekuatan istri untuk mematahkan pendapat suami yang ia anggap salah adalah melalui kesabaran dan ketaatannya. Hargai dan ikuti saja dulu apa pendapat suami, jangan menyudutkannya dengan perasaan bersalah. Senantiasa tunda berbicara jika emosi sedang menguasai dada. Carilah waktu lain di mana masing-masing sedang berada dalam keakraban.

Obat Herbal Asmart menyediakan Obat pelangsing, Supeertonik Madukuat,Hajar Jahanam, Propolis
Pemesanan Hubungi:
0888 0253 6264 (smart)call/sms
7595 EE25 (pin BBM)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar