Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kita dapat menyaksikan wacana ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh umat.
Homoseksual adalah istilah untuk orang yang tertarik secara personal, emosional, seksual, atau paduan ketiganya, kepada orang berjenis kelamin sama dengannya. Jika orang tersebut laki-laki, maka umumnya dikenal dengan istilah ‘gay’, sementara jika perempuan ‘lesbian’.
Tidak ada kesepakatan pasti yang diyakini peneliti dalam menentukan penyebab orang menjadi homoseksual. Peneliti umumnya percaya bahwa orientasi seksual seseorang ditentukan dari kombinasi berbagai faktor, antara lain lingkungan, budaya, emosional, hormonal, dan biologis. Maka tiap orang pasti dipengaruhi oleh latar belakang yang berbeda.
Meski masih membutuhkan penelitian lebih lanjut, homoseksual diduga lebih umum terjadi pada pria yang memiliki kakak kandung laki-laki, meski mereka tidak dibesarkan bersama. Data penelitian tersebut menunjukkan kemungkinan bahwa homoseksual bisa jadi disebabkan oleh kelebihan hormon androgen saat janin masih dalam tahap pertumbuhan. Sementara penyebab lain, seperti latar belakang keluarga yang tidak harmonis atau pola asuh di masa kecil, masih belum terbukti.
Sementara penelitian terbaru di Northwestern University menemukan bahwa memang ada faktor genetis yang berperan dalam homoseksualitas, meski tidak signifikan. Faktor lain seperti pengaruh lingkungan dan aspek sosial justru berperan lebih penting.
Di sisi lain, ada anggapan bahwa homoseksual adalah perilaku menyimpang. Namun faktanya, The American Psychiatric Association (APA) dan World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa homoseksualitas tidak termasuk daftar penyakit psikologis. Begitu juga Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa Edisi II (PPDGJ II) yang diterbitkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 1983, menyebutkan bahwa orientasi seksual bukanlah suatu gangguan.
Meski demikian, homoseksual tidak lepas dari masalah dalam interaksi sosial karena adanya prasangka, stigma, dan diskriminasi, sehingga tidak jarang kaum homoseksual memilih untuk menyembunyikannya.
Untuk saat ini, disimpulkan bahwa orientasi seksual seseorang ditentukan dari kontribusi berbagai faktor. Faktor-faktor lingkungan dan sosial diduga paling berperan dalam menentukan orientasi seksual seseorang. Riwayat pelecehan seksual mungkin bisa berperan tapi tidak serta merta menyebabkan seseorang menjadi gay atau lesbian.
Homoseksual adalah istilah untuk orang yang tertarik secara personal, emosional, seksual, atau paduan ketiganya, kepada orang berjenis kelamin sama dengannya. Jika orang tersebut laki-laki, maka umumnya dikenal dengan istilah ‘gay’, sementara jika perempuan ‘lesbian’.
Tidak ada kesepakatan pasti yang diyakini peneliti dalam menentukan penyebab orang menjadi homoseksual. Peneliti umumnya percaya bahwa orientasi seksual seseorang ditentukan dari kombinasi berbagai faktor, antara lain lingkungan, budaya, emosional, hormonal, dan biologis. Maka tiap orang pasti dipengaruhi oleh latar belakang yang berbeda.
Meski masih membutuhkan penelitian lebih lanjut, homoseksual diduga lebih umum terjadi pada pria yang memiliki kakak kandung laki-laki, meski mereka tidak dibesarkan bersama. Data penelitian tersebut menunjukkan kemungkinan bahwa homoseksual bisa jadi disebabkan oleh kelebihan hormon androgen saat janin masih dalam tahap pertumbuhan. Sementara penyebab lain, seperti latar belakang keluarga yang tidak harmonis atau pola asuh di masa kecil, masih belum terbukti.
Sementara penelitian terbaru di Northwestern University menemukan bahwa memang ada faktor genetis yang berperan dalam homoseksualitas, meski tidak signifikan. Faktor lain seperti pengaruh lingkungan dan aspek sosial justru berperan lebih penting.
Di sisi lain, ada anggapan bahwa homoseksual adalah perilaku menyimpang. Namun faktanya, The American Psychiatric Association (APA) dan World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa homoseksualitas tidak termasuk daftar penyakit psikologis. Begitu juga Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa Edisi II (PPDGJ II) yang diterbitkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 1983, menyebutkan bahwa orientasi seksual bukanlah suatu gangguan.
Meski demikian, homoseksual tidak lepas dari masalah dalam interaksi sosial karena adanya prasangka, stigma, dan diskriminasi, sehingga tidak jarang kaum homoseksual memilih untuk menyembunyikannya.
Untuk saat ini, disimpulkan bahwa orientasi seksual seseorang ditentukan dari kontribusi berbagai faktor. Faktor-faktor lingkungan dan sosial diduga paling berperan dalam menentukan orientasi seksual seseorang. Riwayat pelecehan seksual mungkin bisa berperan tapi tidak serta merta menyebabkan seseorang menjadi gay atau lesbian.
Obat Herbal Asmart menyediakan Obat pelangsing, Supeertonik Madukuat,Hajar Jahanam, Propolis
Pemesanan Hubungi:
0888 0253 6264 (smart)call/sms
7595 EE25 (pin BBM)
Pemesanan Hubungi:
0888 0253 6264 (smart)call/sms
7595 EE25 (pin BBM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar