Entri yang Diunggulkan

Cara Alami Agar Pria Kuat Tahan Lama Dengan Madu Kuat 6x Tahan Lama

 Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kita dapat menyaksikan wacana ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa te...

Jumat, 14 April 2017

Besaran nafkah tergantung kondisi suami atau istri?

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kita dapat menyaksikan wacana ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh uma

Para ulama berbeda pendapat tentang besaran nafkah yang harus diberikan suami kepada istrinya;

Pendapat pertama: Besaran nafkah harus dilihat kondisi sang istri, ini adalah madzhab maliki, berdasarkan firman Allah;

وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا
ۚ

‘’Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf, Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.’’ (QS.al-Baqarah 233)

Pendapat kedua: besaran nafkah harus dilihat kondisi sang suami, ini adalah riwayat madzhab hanafi dan Syafii yang lebih terkenal, dan hal ini didasari oleh firman-Nya;

لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ ۖ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ ۚ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا ۚ


‘’Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya.’’(QS. ath-Thalaq [65]: 7)

Pendapat ke tiga: besaran nafkah ditentukan menurut kondisi keduanya (suami istri), ini adalah madzhab Hanbali dan demikianlah yang difatwakan oleh segenap ulama madzhab Hanafi , dan pendapat inilah yang lebih benar karena dengannya terkumpul semua dalil diatas (dalil pendapat pertama dan ke dua).

Obat Herbal Asmart menyediakan M-Biopro (Miracle Of Probiotik), Supeertonik Madukuat,Hajar Jahanam, Propolis
Respon cepat Hubungi:
0888 0253 6264 (smart)call/sms
7595 EE25 (pin BBM)

Wanita yang telah dicerai haruskah dinafkahi ?

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kita dapat menyaksikan wacana ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh uma

Wanita yang ditalak suaminya tidak lepas dari dua kondisi,

Pertama: wanita yang dicerai tetapi talaknya masih raj’iy (talak satu atau talak dua) yang masih dalam masa iddah, maka para ulama sepakat bahwa dia masih berhak nafkah dari suaminya, sebab dia statusnya masih sebagai istri yang sah, dengan bukti selagi belum habis masa iddahnya suami boleh merujuknya, sebagaimana Allah menyebutnya sebagai suami yang sah dalam firman-Nya;

وَبُعُولَتُهُنَّ أَحَقُّ بِرَدِّهِنَّ فِي ذَٰلِكَ إِنْ أَرَادُوا إِصْلَاحًا


‘’Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti (iddah) itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah/ perbaikan.’’ (QS.Al-Baqarah 228)

Ke dua: wanita yang dicerai suaminya dengan talak ba’in sughro (talak satu atau dua) dan telah habis masa iddah, atau talak ba’in kubro (talak tiga).

Kondisi kedua ini terbagi menjadi dua keadaan;

– Jika wanita tersebut dalam kondisi hamil maka para ulama sepakat dia berhak mendapatkan nafkah dari mantan suaminya karena nafkah tersebut buat sang janin milik ayahnya, Allah berfirman;

وَإِنْ كُنَّ أُولَاتِ حَمْلٍ فَأَنْفِقُوا عَلَيْهِنَّ حَتَّىٰ يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ ۚ


‘’Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin.’’ (QS.at-Thalaq 6)

– Tetapi jika wanita (yang ditalak ba’in) tersebut tidak hamil, maka para ulama berbeda pendapat tentang kewajiban nafkah atas mantan suaminya, dan pendapat yang kuat adalah tidak ada kewajiban bagi mantan suami untuk menafkahi wanita yang telah ditalak ba’in[11], hal ini didasari oleh sebuah hadits dari Fathimah binti Qois dari Rasulullah, beliau bersabda tentang wanita yang ditalak ba’in;
 
لَيْسَ لَهَا سُكْنَى وَلَا نَفَقَةٌ

‘’Tidak ada hak tempat tinggal dan nafkah baginya.’’ (HR.Muslim 2717)

Obat Herbal Asmart menyediakan M-Biopro (Miracle Of Probiotik), Supeertonik Madukuat,Hajar Jahanam, Propolis
Respon cepat Hubungi:
0888 0253 6264 (smart)call/sms
7595 EE25 (pin BBM)

Orang Tua Harus Peka Terhadap Perkembangan Anak

 Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kita dapat menyaksikan wacana ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh uma
Mengikuti komunitas tertentu menjadi daya tarik tersendiri bagi para remaja. Apalagi jika itu didukung oleh orang tua. Tapi, orang tua juga harus memahami komunitas yang diikuti anak, agar tidak salah langkah dan mempengaruhi perilaku anak menjadi negatif. Oleh : Marsita Riandini

Komunitas merupakan satu kumpulan beberapa orang atau banyak orang dengan tujuan yang sama. Umumnya komunitas dibentuk karena adanya kesamaan hobi, seperti penyuka motor tua, penyuka kelinci, atau sesama penyuka hello kitty. Lantas bagaimana jika usia remaja sudah ikut komunitas? Menjawab hal tersebut, Yeni Sukarini, S. Psi, Psikolog mengatakan bawah usia remaja adalah usianya mencari jati diri. Munculnya beragam komunitas membuat daya tarik tersendiri bagi remaja.

“Saat ini komunitas banyak bermunculan dengan ragam produknya. Banyak pula remaja terlibat didalamnya. Kenapa? Karena mereka tentu senang berada dekat orang-orang yang satu hobi dengannya. Bahkan mereka rela melakukan apa saja mengikuti aturan di komunitas tersebut karena merasa satu rasa,” papar Guru Bimbingan Konseling di SMP Negeri 13 Pontianak ini. 

Ada keuntungan dan kelebihan ketika anak mengikuti komunitas. Dia bisa menyalurkan bakat dan minatnya sehingga anak menjadi lebih kreatif. Tak hanya itu saja, kemampuan sosialisasi anak juga semakin baik. Sebaliknya, orang tua juga harus waspada. Sebab tidak semua komunitas itu berpengaruh baik pada anak. Apalagi banyak muncul komunitas yang tujuannya tidak jelas. “Kalau komunitasnya baik dan positif, maka pengaruh ke anak juga baik. Tetapi jika komunitas tersebut pengaruhnya buruk, maka anak bisa ikut-ikutan berperilaku negatif,” timpalnya.

Ketika anak sekolah dasar, sebenarnya sudah terbiasa dengan yang namanya komunitas. Hanya saja komunitas lebih identik dengan remaja hingga dewasa. “Kalau anak-anak usia SD itu biasanya lebih dikenal kelompok atau geng, dan lainnya. Macam-macam persepsi dan konotasi tergantung masing-masing orang menilainya,” ujar Yeni.

Pada usia sekolah dasar ini, orang tua masih bisa berperan penuh untuk mengarahkan anak. Jika anak memiliki bakat di bidang musik, bisa masukkan ke komunitas musik. Tapi disini diperlukan keahlian orang tua melihat minat dan bakat anak. “Kadang ada orang tua yang memaksakan anaknya masuk ke komunitas tertentu, tetapi anaknya tidak suka. Akhirnya anaknya menjadi menutup diri, bahkan bisa membangkang dari orang tua,” ucapnya.

Ketika anak sudah remaja, biasanya cenderung mencari komunitas sendiri sesuai yang dia senangi. Disinilah peran orang tua harus lebih banyak lagi, tetapi dengan cara yang berbeda ketika anak masih sekolah dasar. Pola kontrol terhadap anak harus disesuaikan. “Saya pernah melihat sekumpulan remaja berbaju hitam. Dia berjalan pukul setengah dua belas malam.  Orang tua mungkin tidak tahu apa yang dilakukan anaknya di luar,” katanya.

Orang tua harus tahu komunitas apa yang dimasuki anak. Lihatlah pengaruh komunitas tersebut terhadap perubahan anak. “Pahami tujuan dari komunitas tersebut terbentuk, siapa saja anggotanya. Itu penting untuk menjaga anak. Terpenting lagi cocok atau tidak anak mengikuti kelompok tersebut,” katanya.Jika orang tua melihat ada perubahan pada diri anak, misalnya belajarnya menurun, sering keluar malam, pulang tidak tepat waktu, maka orang tua harus bersikap tegas. “Sekalipun komunitas yang diikuti anak itu baik, bukan berarti orang tua membiarkan begitu saja. Harus melihat perkembangan anak ketika mengikuti komunitas tersebut,” ujar Yeni mengingatkan.

Mengikuti sebuah komunitas, maka anak juga harus mengikuti aturan yang ditetapkan dalam komunitas tersebut. Apalagi jika komunitas tersebut membutuhkan biaya yang besar. “Komunitas itu khan banyak ya, ada yang biasa saja ada pula yang high class. Tinggal bagaimana komitmen orang tua menerapkan aturan kepada anaknya. Sejak awal sebaiknya sudah di tegaskan kepada anak apa saja konsekuensinya ketika dia mengikuti komunitas tersebut dan apa saja tanggung jawab mereka,” pungkasnya.

Jual Supertonik Madukuat
Wa 0888 0253 6264 (smart)call/sms
7595 EE25 (pin BBM)

Kamis, 13 April 2017

Cerita Cerdas Calon Penghuni Surga

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kita dapat menyaksikan wacana ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh uma

Diriwayatkan dari Anas bin Malik dia berkata, "Ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tiba-tiba beliau bersabda, 'Sebentar lagi akan datang seorang laki-laki penghuni surga.' Kemudian seorang laki-laki dari Anshar lewat di hadapan mereka sementara bekas air wudhu masih membasahi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal.

Esok harinya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda lagi, 'Akan lewat di hadapan kalian seorang laki-laki penghuni Surga.' Kemudian muncul lelaki kemarin dengan kondisi persis seperti hari sebelumnya.

Besok harinya lagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 'Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga!!' Tidak berapa lama kemudian orang itu masuk sebagaimana kondisi sebelumnya; bekas air wudhu masih memenuhi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal .

Setelah itu Rasulullah bangkit dari tempat duduknya. Sementara Abdullah bin Amr bin Ash mengikuti lelaki tersebut, lalu ia berkata kepada lelaki tersebut, 'Aku sedang punya masalah dengan orang tuaku, aku berjanji tidak akan pulang ke rumah selama tiga hari. Jika engkau mengijinkan, maka aku akan menginap di rumahmu untuk memenuhi sumpahku itu.'

Dia menjawab, 'Silahkan!'
Anas berkata bahwa Amr bin Ash setelah menginap tiga hari tiga malam di rumah lelaki tersebut tidak pernah mendapatinya sedang qiyamullail, hanya saja tiap kali terjaga dari tidurnya ia membaca dzikir dan takbir hingga menjelang subuh. Kemudian mengambil air wudhu.

Abdullah juga mengatakan, 'Saya tidak mendengar ia berbicara kecuali yang baik.'
Setelah menginap tiga malam, saat hampir saja Abdullah menganggap remeh amalnya, ia berkata, 'Wahai hamba Allah, sesungguhnya aku tidak sedang bermasalah dengan orang tuaku, hanya saja aku mendengar Rasulullah selama tiga hari berturut-turut di dalam satu majelis beliau bersabda, 'Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga.' Selesai beliau bersabda, ternyata yang muncul tiga kali berturut-turut adalah engkau.

Terang saja saya ingin menginap di rumahmu ini, untuk mengetahui amalan apa yang engkau lakukan, sehingga aku dapat mengikuti amalanmu. Sejujurnya aku tidak melihatmu mengerjakan amalan yang berpahala besar. Sebenarnya amalan apakah yang engkau kerjakan sehingga Rasulullah berkata demikian?'

Kemudian lelaki Anshar itu menjawab, 'Sebagaimana yang kamu lihat, aku tidak mengerjakan amalan apa-apa, hanya saja aku tidak pernah mempunyai rasa iri kepada sesama muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya.'

Abdullah bin Amr berkata, 'Rupanya itulah yang menyebabkan kamu mencapai derajat itu, sebuah amalan yang kami tidak mampu melakukannya'." 

Jual Supertonik Madukuat
Wa 0888 0253 6264 (smart)call/sms
7595 EE25 (pin BBM)

Didiklah Anak Kalian Sesuai Perkembangan Zaman

 Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kita dapat menyaksikan wacana ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh uma
 “Didiklah anak-anakmu, karena mereka akan hidup pada zaman yang berbeda dengan zamanmu,” demikian pesan Khalifah Kedua Umat Islam, Umar bin Khaththab. Pesan yang sungguh singkat dan mudah diingat.  Akan tetapi, inilah tantangan besar yang benar-benar nyata bagi keluarga Muslim abad ini. Yakni, bagaimana mendidik anak sesuai zamannya. Dikatakan demikian karena di era kekinian berbagai macam konsep dan model pendidikan sungguh sangat variatif.

Lebih dari itu, dari sisi budaya, pergaulan dan perkembangan sosial, anak-anak sangat rentan ‘menelan’ begitu saja apa yang menurut naluri mereka asyik dan menarik tanpa mempedulikan batasan norma dan agama. Tidak mengherankan, jika kemudian anak-anak masa kini tidak begitu tertarik dengan konsep-konsep dasar dan penting dalam Islam.

Di sinilah banyak orang tua yang nampak kewalahan dalam menghadapi perilaku anak. Sebagian ada yang mengambil tindakan ekstrem dengan mengisolir anak dari perkembangan zaman. Sebagian justru apatis dan membiarkan anaknya tumbuh sesuai dengan perkembangan zaman yang berlangsung.  Sebagai Muslim, tentu dua jenis respon tersebut sangat tidak dianjurkan. Islam itu tsawabit (tetap) tetapi sekaligus mutaghayyirat (fleksibel).Tsawabit dalam konteks aqidah, seperti yang disampaikan oleh Luqman Al-Hakim kepada anaknya agar tidak mempersekutukan Allah (QS. 31: 13).

Mutaghayyirat dalam hal skill penting yang mesti dikuasai seorang anak. Hal ini tidak bisa berlaku sama persis secara praktik sebagaimana Nabi menjalankan pendidikan skill kepada anak-anak. Misalnya terhadap hadits yang mengatakan bahwa anak-anak perlu diajari skill memanah, berenang dan berkuda.  Dalam konteks modern maka segala hal yang dianggap penting bagi kemajuan pribadi maupun kolektif umat, segenap orang tua perlu mendidik anak-anak mereka menguasai kesemua hal itu. Misalnya menguasai komputer, kimia, kedokteran, atau pun skill lainnya.

Jadi, pengertian mendidik anak sesuai zamannya adalah mengarahkan anak-anak kita mampu survive dalam zaman dimana dia hidup, sehingga mampu menjadi insan yang mandiri dan kontributif bagi kemaslahatan umat.  Mengenai pendidikan yang bersifat tsawabit (aqidah dan ibadah) maka orang tua harus menempatkannya sebagai yang paling utama. Lebih dahulu dan lebih penting dari penanaman skill. Sebab, kecerdasan skill yang tidak dilandasi dengan aqidah yang kokoh hanya akan menimbulkan kerusakan demi kerusakan.

Seperti yang kita lihat dan rasakan di zaman ini. Betapa mereka yang terdidik secara kognitif ternyata banyak yang tidak mampu memengang teguh norma-norma agama, moral, dan sosial. Tinggi intelektualitasnya namun rendah integritasnya.  Semua ini dikarenakan konsep yang keliru dalam pendidikan anak. Dimana atas nama perkembangan zaman aspek yang mutaghayyiratdikejar-kejar, sementara yang tsawabit justru diabaikan.

Kebutuhan Zaman
Ketika Rasulullah bersabda bahwa anak-anak keluarga Muslim perlu diajari memanah, berenang dan berkuda, situasi zaman saat itu, umat Islam berhadapan dengan zaman perang secara fisik, sehingga kontribusi nyata yang sangat diperlukan umat kala itu adalah skill dalam bertempur.  Tidak heran, jika banyak bermunculan pemuda-pemuda belia yang memiliki kapasitas tempur yang luar biasa. Tidak saja secara skill individu dalam mengalahkan musuh, tetapi juga pada aspek strategi memimpin pasukan. Ini bisa kita lihat pada sosok Usamah bin Zaid atau pun Thariq bin Ziyadh.

Tetapi, bagaimana dengan saat ini? Apakah hadits tersebut sudah tidak relevan, sebagaimana anggapan kaum sekuler? Atau justru hadits tersebut merupakan petunjuk kunci bagi umat Islam di abad modern ini mampu menjadi umat terbaik?  Tentu hadits tersebut merupakan petunjuk kunci bagi umat Islam untuksurvive di segala zaman. Memanah, berenang dan berkuda, di zaman sekarang tentu tidak begitu relevan. Akan tetapi, apa yang saat ini dibutuhkan umat seperti yang dibutuhkan zaman Nabi kala itu bukanlah suatu hal yang sulit untuk dicerna.

Misalnya, ke depan umat Islam memerlukan pakar di bidang kesehatan, karena saat ini banyak sekali obat yang diduga mengandung unsur-unsur keharaman (organ babi). Kemudian, misalnya ke depan umat Islam memerlukan media siaran audio visual yang handal, dan lain sebagainya.  Maka, pada tantangan-tantangan itulah anak-anak kita perlu dididik. Artinya, anak-anak kita harus mengerti dunia kesehatan (kedokteran) dan teknologi informasi, sehingga umat Islam bisa dijamin sehat fisik dan pemikirannya. Dalam ranah inilah orang tua harus mendorong putra-putrinya untuk giat belajar.

“Nak, rajin-rajinlah belajar. Jadilah kamu orang yang ahli di bidang kesehatan. Karena umat Islam perlu seorang dokter yang bisa meramu obat atau ramuan yang benar-benar sesuai tuntunan syar’i. Yang mujarab tapi tidak mahal,” misalnya.  Atau, “Nak, tingkatkanlah kemampuanmu dalam bidang teknologi informasi. Ayah ingin kamu kelak menjadi pakar IT yang bisa mensolusikan siaran televisi nasional untuk umat Islam. Agar anak-anak kaum Muslimin di negeri ini menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah.”

Dengan demikian maka dapat dipahami bahwa mendidik anak sesuai zamannya adalah mengarahkan anak-anak pada kemampuan-kemampuan tertentu yang memungkinkan mereka menjadi problem solveratas segala macam permasalahan-permasalahan yang dihadapi umat Islam.

Haus Ilmu
Satu hal yang paling fundamental dalam bahasan mendidik anak sesuai zamannya adalah bagaimana orang tua menjadikan putra-putri mereka haus terhadap ilmu. Ini bukan pekerjaan ringan, terlebih jika orang tua tidak memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap ilmu.  Rasa selalu ingin menuntut ilmu harus ditumbuhkan sedini mungkin. Di sinilah kandungan substansial dari hadits Nabi bahwa, “menuntut ilmu itu dari lahir hingga liang lahat,” benar-benar harus kita implementasikan.

Bagaimana itu kita wujudkan? Mungkin panjang bahasan akan hal ini. Tetapi kita bisa tafakkuri apa yang dicontohkan guru dari Imam Bukhari, yakni Yahya bin Ma’in (233 H).

Beliau mendapatkan warisan dari ayahnya sebesar 1 juta dirham dan 50 ribu dinar. Semua itu dihabiskan Yahya untuk mencari hadits, sehingga sandalpun ia tidak memilikinya. Dari harta itu, Yahya memiliki 114 rak yang penuh dengan buku. Bisa dibayangkan, betapa sangat hausnya beliau terhadap ilmu.  Jadi, wajar jika ketika mendidik generasi muda, Yahya bin Ma’in mampu mencetak kader Muslim sehebat Imam Bukhari, yang merupakan problem solver atas kebutuhan umat terhadap pegangan otentik sumber ilmu dan sumber hukum Islam kedua, yang tetap berlaku hingga saat ini bahkan akhir zaman.

Jual Supertonik Madukuat
Wa 0888 0253 6264 (smart)call/sms
7595 EE25 (pin BBM)

Rabu, 12 April 2017

Tips Islami Mengatasi Anak Dg Ketegasan

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kita dapat menyaksikan wacana ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh uma

Sebenarnya dalam mengatasi anak hiperaktif kita hanya butuh 1 (Satu), yaitu ketegasan. Tegas dalam mengatur, tegas dalam memberi hukuman pada anak, tentunya hukuman yang sesuai Islam. jangan Asal mukul, Silahkan baca di sini Hukuman pada Anak dalam Islam yang Baik dan Benar

Jika ketegasan sudah dikuasai oleh para guru, sebaiknya Antum menerapkan cara di bawah ini supaya bisa lebih maksimal dalam mengatasi anak hiperaktif :

1. Mengatasi Anak Hiperaktif Dengan Membiasakan anak berbuat baik
Ingat, cara mengatasi anak hiperaktif yang satu ini membutuhkan ketegasan. Misalnya: kita selalu membiasakan anak yang hiperaktif untuk mengucapkan salam sebelum masuk kelas atau masuk rumah. Insyallah dari sini lah kita bisa melatih anak dalam membangun karakter yang baik, karakter imani. Namun, bagaimana jika anak menolak?? Jika anak menolak maka anak disuruh keluar dan disuruh ulangi masuk kelasnya,sampai dia mau mengucapkan salam.

2. Mengatasi Anak Hiperaktif Dengan Memuji dan Menghargai Prestasinya
Mengatasi Anak hiperaktif kadang bisa dengan pujian, maka pujilah saat dia memakai baju baru, sehingga anak akan merasakan perhatian dari gurunya. Pujilah saat dia mau duduk tenang, bisa jadi selanjutnya anak akan semangat untuk duduk tenang. Pujilah saat dia bisa, bisa jadi dia akan lebih semangat belajar, dll.

3. Mengatasi Anak Hiperaktif dengan Mendekatkan Tempat Duduknya
Dengan ini kita bisa lebih mudah mengingatkan anak tersebut dan anak bisa lebih fokus dengan apa yang kita sampaikan.

4. Mengatasi Anak Hiperaktif Dengan Menyentuh Mereka
Sentuh mereka dengan belaian saat dia datang, buatlah dia nyaman dengan kita, temanilah bermain. sapa senyum salam dan masih banyak lagi.

5. Mengatasi Anak Hiperaktif Dengan Melihat kepada Diri Kita
Jika memang cara di atas masih sangat susah dan belum bisa mengatasi anak hiperaktif, maka sebaiknya kita melihat diri kita, apakah adab kita sudah bagus? Apakah Ibadah kita, solat malam kita sudah baik??
Bagaimana tilawah kita? ingat, guru adalah teladan bagi murid-muridnya. Kualitas guru adalah kualitas murid.

6. Mengatasi Anak Hiperaktif Dengan Mendoakan Mereka
Setelah kita perbaiki adab kita, cara terakhir mengatasi anak hiperaktif adalah doakan anak-anak kita, koreksi lagi diri kita apakah sudah tegas??
Doakan anak-anak saat menyapa kita, berilah sedikit belaian dirambutnya, sambil berdoa "Ya Allah, baguskanlah adabnya, pahamkanlah ilmu dan jadikanlah anak yang saleh"

Sebelum kita melangkah ke poin 1-3 maka sebaiknya kita penuhi dulu poin 4-5 , Insyallah 2 poin terakhir menjadi kunci utama. Semoga dengan ini semua kita bisa mengatasi anak hiperaktif. Sekian dari kami tentang pembahasan cara mengatasi anak hiperaktif menurut islam terbukti dan efektif.

Obat Herbal Asmart menyediakan M-Biopro (Miracle Of Probiotik), Supeertonik Madukuat,Hajar Jahanam, Propolis
Respon cepat Hubungi:
0888 0253 6264 (smart)call/sms
7595 EE25 (pin BBM)

Tips Membimbing Anak Yang Tergolong Hiperaktif

 Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kita dapat menyaksikan wacana ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh umat.

Apa sebenarnya yang disebut hiperaktif itu? Gangguan hiperaktif sesungguhnya sudah dikenal sejak sekitar tahun 1900 di tengah dunia medis, pada perkembangan selanjutnya mulai muncul istilah ADHD (Attention Deficit/Hyperactivity disorder). Untuk dapat disebut memiliki gangguan hiperaktif, harus ada tiga gejala utama yang nampak dalam perilaku seorang anak, yaitu inatensi, hiperaktif, dan impulsif.

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mendidik dan membimbing anak-anak mereka yang tergolong hiperaktif :

1.Pastikan anak mendapatkan kegiatan tambahan. Dengan cara yang satu ini, anak akan punya sebuah tempat yang bisa digunakan untuk melampiaskan hiperaktifnya tersebut. Biasanya tempat yang pas untuk melakukan hal tersebut adalah karate, renang, atau olahraga bola. Beberapa kegiatan tambahan tersebut membutuhkan kerja keras dan tantangan luar biasa sehingga Anda bisa membuat anak lebih percaya diri dan semakin baik prestasinya di kemudian hari. Disamping itu ini juga bisa mencegah mereka untuk melampiaskan hiperaktifnya ke hal-hal yang sangat negatif dan bisa merusak masa depan semisal narkoba, merokok, dan lain sebagainya.

2.Jangan lupa untuk mengajarkan anak Anda untuk duduk diam sewaktu makan. Meskipun anak banyak tingkah, Anda harus membuatnya mengerti bahwa ada saat dimana dia tidak boleh hiperaktif yaitu pada saat makan. Tidak hanya makan, namun juga pada saat melakukan hal-hal lain yang normalnya membutuhkan ketenangan. Dengan mendidik anak untuk bersikap baik, mereka bisa menjadi anak yang tahu sopan santun dan tahu kapan harus bersikap hiperaktif dan kapan harus bersikap normal atau tenang.

3.Jangan segan untuk membuat anak Anda menjadi gembira setiap mereka menginginkan, pastikan anak Anda diberikan beberapa faslitas yang menyenangkan di rumah. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membelikan anak Anda mainan yang bermanfaat yang dapat membantu proses tumbuh kembangnya, Anda dapat memberikan fasilitas internet untuk anak Anda agar dia dapat bermain sambil belajar. Cara tersebut juga dapat membuat anak mengenal sisi lain dari dunia tehnologi dan membuat hiperaktifnya terarahkan ke hal yang positif.

4.Anda sebaiknya berhati-hati ketika memasukkan anak ke sekolah, pilihan sekolah akan menentukan perkembangan sifatnya di kemudian hari. Kesalahan dalam memilih sekolah akan berakibat fatal dengan rusaknya moral anak Anda, maka dari itu jaga selalu pergaulan mereka dan pilihlah sekolah yang berisikan anak-anak yang pintar dan berpendidikan. Jangan memilih sekolah yang menjadi gudangnya anak nakal.

Obat Herbal Asmart menyediakan M-Biopro (Miracle Of Probiotik), Supeertonik Madukuat,Hajar Jahanam, Propolis
Respon cepat Hubungi:
0888 0253 6264 (smart)call/sms
7595 EE25 (pin BBM)